IndonesiaBuzz: Kesehatan – Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun, bekerja sama dengan Kanwil Kemenkumham Jawa Timur, melaksanakan kegiatan Active Case Finding (ACF) untuk mendeteksi kasus Tuberkulosis (TBC) di kalangan warga binaan. Kegiatan ini melibatkan skrining gejala dan pemeriksaan dada pada warga binaan yang berisiko.
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Global TB Report (GTR) WHO 2023, Indonesia menduduki peringkat kedua dengan beban kasus TBC tertinggi di dunia, dengan estimasi 1.060.000 kasus baru dan 134.000 kematian. Menanggapi rekomendasi The TB Joint External Monitoring Mission (JEMM) 2022, kegiatan penemuan kasus secara aktif perlu diterapkan secara sistematis menggunakan alat skrining yang lebih sensitif, seperti Chest X-Ray (rontgen dada), terutama pada kelompok berisiko.
Di Jawa Timur, Dinas Kesehatan provinsi telah memulai skrining TBC menggunakan x-ray di beberapa kota, termasuk Madiun. Di Madiun, Dinas Kesehatan PP dan KB bekerja sama dengan Puskesmas Ngegong serta Poltekkes Kemenkes Malang untuk melaksanakan skrining TBC di Lapas Pemuda Madiun. Kegiatan ini dimulai pada Kamis, 5 September 2024.
Bertempat di Klinik Pratama Lapas Pemuda Madiun, skrining dimulai pukul 08.00 WIB, menggunakan Portable X-Ray FDR Xair dari Poltekkes Kemenkes Kabupaten Malang.
Kalapas Pemuda Madiun, Mochamad Mukaffi, menegaskan pentingnya skrining ini, mengingat tingginya kerentanan di dalam lapas.
“Lapas adalah tempat tertutup dengan pergerakan warga binaan yang terbatas. Karena itu, skrining TBC ini sangat penting sebagai upaya pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran TBC di dalam lapas. Sebanyak 300 warga binaan akan menjalani pemeriksaan,” ujar Mukaffi.
Sementara itu, Kepala Seksi Binadik, Nanang Adi Susanto, yang juga bertanggung jawab atas Klinik Pratama, menjelaskan bahwa pemeriksaan lanjutan akan dilakukan setelah rontgen.
“Kami akan melaksanakan tes dahak atau Tes Cepat Molekuler (TCM) bagi warga binaan yang hasil rontgennya menunjukkan indikasi positif TBC. Jika hasil tes dahak positif, mereka akan dipisahkan agar perawatan dan pengobatan dapat dilakukan dengan lebih fokus, serta untuk mencegah penularan kepada warga binaan lainnya,” jelasnya.
Kegiatan skrining TBC ini berlangsung selama dua hari, pada tanggal 5 dan 6 September 2024, dengan dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kota Madiun, Puskesmas Ngegong, dan Poltekkes Kemenkes Kabupaten Malang. (Humas/Red)