IndonesiaBuzz: Madiun, 11 Januari 2025 – Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Madiun meluncurkan program operasi pasar di Warung Tekan Inflasi (Wartek) untuk membantu masyarakat mengakses bahan pangan dengan harga terjangkau. Program ini hadir di tengah lonjakan harga cabai rawit yang signifikan di pasaran.
Kepala Disdag Kota Madiun, Anshar Rasidi, Jumat (10/1), menjelaskan bahwa operasi pasar tersebut merupakan salah satu upaya Pemkot Madiun untuk menekan inflasi dan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok.
“Karena saat ini yang cukup mahal itu cabai rawit, maka kami sediakan di operasi pasar wartek yang juga menyediakan komoditas lain, seperti beras, gula, dan minyak goreng,” ujar Anshar.
Operasi pasar ini bekerja sama dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai penyedia. Setiap hari, Disdag menyediakan 5-10 kilogram cabai rawit di dua lokasi, yakni Wartek Pasar Besar Madiun (PBM) dan Pasar Sleko. Cabai rawit dijual dengan harga Rp16 ribu per kemasan 200 gram, jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran yang telah menembus Rp100 ribu per kilogram.
Selain cabai rawit, wartek juga menyediakan komoditas hortikultura lain, seperti bawang merah dan bawang putih. Masing-masing dijual seharga Rp14.500 dan Rp16.500 per kemasan setengah kilogram.
“Harapannya, ini bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan dengan harga lebih terjangkau sekaligus mendorong penurunan harga di pasaran,” tambah Anshar.
Program Wartek mendapat sambutan positif dari masyarakat. Salah satu pembeli, Jayanti, mengaku terbantu dengan adanya program ini.
“Semua komoditas di wartek harganya jauh lebih murah dibandingkan pasaran. Program ini sangat membantu kami,” ujar Jayanti.
Diketahui, harga cabai rawit di pasaran mengalami kenaikan drastis hingga mencapai Rp100 ribu per kilogram, jauh dari harga normal di kisaran Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.
Dengan program operasi pasar ini, Pemkot Madiun berharap mampu menjaga daya beli masyarakat sekaligus menekan laju inflasi di tengah kenaikan harga bahan pokok.