Termahsyur akan banyaknya peguruan silat yang lahir di kota ini, namun Madiun juga menyimpan minuman tradisional yang melegenda hingga sekarang.
Dawet merupakan minuman yang umum dinikmati oleh kebanyakan orang. Namun, dawet yang satu ini, sejak didirikan oleh Maunah pada 1962 yang lalu tetap segar dan nikmat. Minuman berkuah santan ini tetap eksis meski saat ini sudah dikelola oleh generasi ke tiga.
Dawet Suronatan, orang Madiun dan para pelanggannya biasa menyebutnya demikian. Kamu bisa menemukannya di Jalan Merbabu No.10, Kota Madiun, tepatnya sekitar 50 meter di sisi utara masjid Agung Kota Madiun. Kenikmatan Dawet Suronatan tak pernah pudar.
Disebut dengan nama Dawet Suronatan, lantaran minuman jadul yang satu ini pertama kali buka di kampung bernama Suronatan. Seiring ramainya pembeli, sejak tahun 1970 Maunah dan suaminya Markoen memilih pindah lokasi jualan di Jalan Merbabu, tempat yang sekarang. Depot dawet ini bertahan hingga kini. Namun, nama Suronatan tetap melekat seakan menjadi brand bagi es dawet ini.
Setelah Maunah meninggal tahun 1997, bisnis dawet ini diteruskan Sunarsih anak semata wayangnya. Seiring berjalannya waktu, sejak 2003 Dawet Suronatan diwariskan ke Udhi Meilano yang tak lain adalah cucu Maunah, dan juga anak Sunarsih.
Sejak dipegang Udhi, beragam menu pun ditambahkan. Setidaknya, saat ini ada belasan makanan dan minuman. Selain itu, juga terdapat hiburan live musik dari grup keroncong dan grup akustik lokal.
Pelanggan pun cukup beragam. Dari warga biasa hingga pejabat. Selain mempertahankan kualitas, Udhi sengaja mempertahankan desain tempatnya. Termasuk kalender titipan. Di depot dawet itu ada lebih dari 20 kalender yang terpasang. Hal itu sudah wajar sejak masih era neneknya dulu.
Depot Dawet Suronatan, sekarang menjadi jujugan bagi siapapun yang ingin bernostalgia. Apalagi mereka yang saat ini berada di luar Kota Madiun. Tempat ini tak pernah sepi dari pembeli. Minuman dengan isian Cendol, Jenang Sumsum, Ketan Hitam, dan Tape Singkong tersebut sangat diminati. Bila hari biasa, Udhi bisa menjual hingga 300 porsi dawet. Namun, permintaan akan meningkat hingga tiga kali lipat ketika saat Lebaran.
Untuk jam bukanya, Depot Dawet Suronatan ini dari jam 08.00 – 15.30 WIB. Akan tetapi ketika memasuki Ramadhan buka mulai 12.00 – 19.00 WIB. @Jatimbuzz