IndonesiaBuzz: Jakarta, 7 Januari 2025 – Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1/2025). Program prioritas ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pemberian makanan bergizi secara gratis kepada kelompok rentan, dengan target mencakup 82,9 juta penerima selama lima tahun ke depan.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa program ini merupakan investasi besar bagi pembangunan SDM. “Makan bergizi gratis adalah langkah strategis untuk memastikan generasi penerus Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan produktif,” ujarnya.
Kelompok Sasaran dan Tahapan Implementasi
Dalam Perpres 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional, empat kelompok prioritas menjadi sasaran utama program ini:
- Siswa dari PAUD hingga SMA, baik negeri maupun swasta.
- Anak balita.
- Ibu hamil.
- Ibu menyusui.
Program MBG akan dijalankan secara bertahap. Pada 2025, cakupan program ditargetkan mencapai 40% dari total sasaran, meningkat menjadi 80% pada 2026, dan mencapai 100% pada 2029.
Sebagai langkah awal, sekitar 600.000 siswa di 26 provinsi telah mendapatkan manfaat dari program ini. Untuk mendukung implementasi, pemerintah akan membangun hingga 30.000 satuan pelayanan gizi di seluruh Indonesia, dengan target awal minimal 5.000 satuan pelayanan pada 2025. Anggaran sebesar Rp 71 triliun telah dialokasikan untuk pelaksanaan program tahun pertama.
Fokus pada Anak dan Kelompok Rentan
Fokus awal program ini adalah memberikan akses makanan bergizi kepada anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya. Program ini juga telah melalui uji coba sejak Agustus 2024, yang dinilai berhasil meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung pola makan sehat.
Pemerintah berharap Program MBG dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan gizi buruk yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan, program ini diharapkan dapat mendorong kemajuan SDM yang lebih inklusif dan berkelanjutan.