Leptospirosis merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira Interrogans. Bakteri tersebut dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri itu. Perlu diketahui bahwa Leptospirosis adalah penyakit Zoonosis. Artinya, penyakit ini dapat menginfeksi manusia sekaligus sesama hewan, seperti anjing ke sesama anjing.
Dikutip dari Halodoc.com, Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri Leptospira. Penyakit infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah beriklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi.
Beberapa waktu yang lalu, penyakit infeksi ini merebak di daerah Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Dalam tiga pekan tepatnya sejak 9 Februari lalu, bakteri Leptospira menginfeksi tujuh warga kecamatan tersebut, hingga tiga diantaranya meninggal dunia meliputi seorang warga Desa Mujing dan dua warga Desa Gondang.
Saat ditemui di kantornya, Camat Nawangan Sukarman membenarkan hal tersebut. Dan pihaknya segera menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan Puskesmas, Bidan Desa dan masyarakat setempat pasca temuan kasus itu.
“Kasus pertama ditemukan di Desa Mujing. Begitu (penderita) dilaporkan reaktif, kemudian dirujuk ke Pacitan (RSUD Dr. Darsono). Sempat dirawat tapi setelah itu meninggal,” katanya, Sabtu (25/2/2023).
Menurutnya, penyebab kasus ini dipicu saat musim panen kemarin. Karena para petani di daerah itu saat menggarap sawah, mereka terbiasa tidak memakai sepatu. Dan dimungkinkan terdapat luka pada area kaki, sehingga terinfeksi bakteri tersebut, meskipun air kencing tikus si pembawa bakteri telah tercampur dengan air. Dan benar saja, hasil pencermatan di lapangan diketahui bahwa tingkat populasi tertinggi tikus ada di Desa Mujing.
Kasus ini pun langsung ditindaklanjuti oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, yang pekan lalu telah berkunjung ke Nawangan untuk mengambil sampel para penderita Leptospirosis. Dan hasilnya hingga saat ini masih dalam kajian.
“Untuk laporan terakhir, yang masih dirawat masih kami konfirmasikan dengan pihak puskesmas,” pungkasnya.
Sukarman pun mengimbau masyarakatnya untuk lebih waspada terkait penyebaran Leptospirosis yang telah merenggut tiga nyawa warganya tersebut.
Tidak semua orang yang terkena Leptospirosis akan langsung menunjukkan gejala. Bisa saja gejala baru muncul setelah pengidap melewati masa inkubasi sekitar 10 hari, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Demam tinggi hingga menggigil.
- Nyeri kepala.
- Nyeri otot khususnya di daerah betis.
- Sakit tenggorokan disertai batuk kering.
- Mata merah dan kulit menguning.Mual hingga muntah-muntah dan disertai diare.
@Jatimbuzz