IndonesiaBuzz: Tokoh – Di balik nama besar pendiri organisasi Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, berdiri seorang perempuan tangguh yang kiprahnya jarang disebut. Dialah Siti Walidah, istri sekaligus penggerak awal perempuan dalam dunia pendidikan dan pergerakan sosial di masa penjajahan. Tapi namanya tak sering muncul di buku pelajaran, apalagi diperbincangkan di ruang publik.
Siti Walidah mendirikan organisasi Aisyiyah pada 1917, jauh sebelum istilah pemberdayaan perempuan menjadi populer. Di tengah masyarakat yang konservatif, ia menyuarakan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan dan keterlibatan perempuan dalam kehidupan publik.
Perannya yang strategis tak lepas dari keberaniannya menantang norma. Ia aktif menulis, berdiskusi, dan menginisiasi sekolah-sekolah untuk perempuan di Jawa. Namun, seiring waktu, nama tokoh perempuan bersejarah ini semakin memudar, bahkan di kalangan organisasi yang ia dirikan sendiri.
Minimnya eksposur media, kurikulum pendidikan yang maskulin, serta jarangnya diskusi publik tentang kontribusi tokoh perempuan, membuat Siti Walidah hanya dikenang sebatas nama jalan atau gedung.
Pada 1971, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, namun penghargaan itu belum cukup untuk mengembalikan ruang dalam memori sejarah bangsa. Kini, sejumlah akademisi dan aktivis berupaya menghidupkan kembali diskusi tentang tokoh-tokoh terlupakan, termasuk melalui buku, dokumenter, hingga media sosial.