Indonesiabuzz.com – Perencanaan revitalisasi Kraton Surakarta yang rencananya akan dimulai pada September tahun ini, menuai beberapa pertanyaan yang cukup layak untuk mendapatkan respon positif. Seperti pernyataan dari Gusti Rumbai (anak PB XIII dari istri terdahulu) yang menyatakan bahwa pihaknya menyayangkan bahwa revitalisasi Kraton dilakukan pada Alun-alun Utara dan Selatan terlebih dahulu.
“Kenapa enggak yang ada di dalam dahulu dibenahi, kemudian bisa melebar ke kawasan atau di luar keraton. Bangunan-bangunan itu sudah banyak yang rapuh seperti Kaputren, Keraton Kulon, maupun Sangga Buana.” kata Rumbai seperti yang dikutip dari website solo.tribunnews.com
Ditemui di dalam Kraton Surakarta Hadiningrat, Prameswari Dalem Kraton Surakarta Hadiningrat GKR Pakoe Boewono menjelaskan bahwa rencana revitalisasi Kraton Surakarta yang bekerjasama dengan Pemkot Solo sudah tepat sasaran.
“Rencananya, revitalisasi akan dimulai dari alun-alun lor dan kidul (Utara dan Selatan). Kenapa tidak dimulai dari bangunan di dalam Kraton? Karena alun-alun utara dan selatan adalah area Kraton yang pertama kali akan terlihat oleh masyarakat ketika akan memasuki kompleks Kraton Surakarta Hadiningrat. Jadi revitalisasi yang dimulai dari alun-alun, saya rasa adalah keputusan yang pas dan tepat sasaran.” ungkap istri Raja Kraton Surakarta Hadiningrat kepada Indonesiabuzz.com.
Permaisuri Kraton Surtakarta Hadiningrat juga menjelaskan bahwa Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) ikut terlibat dalam rencana Revitalisasi Kawasan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan sekitarnya, serta Masjid Agung Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
“Bahwa Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) sebagai kelompok ahli pelestarian dari berbagai bidang ilmu yang memiliki sertifikat kompetensi, ikut terlibat dalam rencana revitalisasi ini, yang bertugas untuk memberikan rekomendasi penetapan terhadap Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design) yang disebut DED sebagai dokumen desain teknis bangunan yang terdiri dari gambar teknis, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum, volume serta biaya pekerjaan.” pungkas GKR Pakoe Boewono.
Foto: Dr. (c) KPAA Ferry Firman Nurwahyu, S.H., M.H.
Pengacara Kraton Surakarta Dr. (c) KPAA Ferry Firman Nurwahyu, S.H., M.H. menjelaskan bahwa rencana revitalisasi Kawasan Kraton Surakarta Hadiningrat akan dimulai dengan pembuatan naskah akademik.
“Rencana Revitalisasi Kawasan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan sekitarnya, serta Masjid Agung Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, akan dimulai dengan pembuatan naskah akademik (kajian akademik) terlebih dahulu sebagai landasan yang bersifat akademis, agar dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan politik yang sesuai dengan kebutuhan.” jelas KPAA Ferry Firman Nurwahyu.
Ferry juga menjelaskan bahwa, rencana Revitalisasi Kawasan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat akan dimulai secara bertahap, dari Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan.
“Bahwa Rencana Revitalisasi Kawasan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan sekitarnya, serta Masjid Agung Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, akan dimulai secara bertahap yaitu dari Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan, setelah itu akan memasuki kawasan bangunan-bangunan yang ada di Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.” ungkap pengacara Kraton Surakarta Hadiningrat kepada Indonesiabuzz.com.
Ferry pun juga menegaskan tentang pernyataan dari GKR Pakoe Boewono bahwa keterlibatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang Pelestarian Cagar Budaya.
“Keterlibatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang Pelestarian Cagar Budaya telah berubah menjadi dan disebut sebagai Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang berada di daerah dengan tugas melaksanakan pelestarian cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan.” pungkas Pengacara Kraton Surakarta Dr. (c) KPAA Ferry Firman Nurwahyu, S.H., M.H.
Foto: Gibran Rakabuming Raka
Menanggapi pertanyaan dari pihak internal keluarga Kraton (dalam hal ini, Gusti Rumbai) yang menyayangkan dimulainya revitalisasi dari Alun-alun Utra dan Selatan, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka menjelaskan bahwa alasan revitalisasi Keraton Solo dimulai dari kawasan alun-alun karena merupakan area yang bisa diakses langsung oleh masyarakat.
“Area keraton yang kami fokuskan dulu itu area-area yang bisa diakses oleh publik. Nanti area yang di dalam akan kami usulkan lagi di tahun depannya ya, tenang saja. Songgo Buwono, dan lain-lain,” kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (17/7/2023) (dikutip dari akun Instagram ‘soloinfo’ dan ‘beritasolo.id.’
Putra sulung Presiden Jokowi ini menyampaikan, Alun-alun Utara dan Selatan Keraton Solo diprioritaskan revitalisasi karena kondisinya sudah kumuh. Pemerintah, kata Gibran, selalu disalahkan karena dianggap tidak memberikan perhatian.
“Betul (diprioritaskan). Bukan masalah pemasukan. Karena yang namanya alun-alun utara-selatan, itu sudah superkumuh. Kita disalahkan terus pikirannya pemerintah tidak memberikan perhatian,” terang Gibran.
“Makanya, kami fokuskan di situ dulu. Nanti tahun depan kan serba mepet ini. Kita kejar yang alun-alun dulu,” sambung dia.
Menurut Gibran, area yang ada di dalam Keraton Solo perlu penanganan khusus dan biaya besar karena merupakan bangunan cagar budaya. @indonesiabuzz