INDONESIABUZZ.COM – Masih dalam rangka kegiatan Bulan Suro 2023, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali menggelar upacara adat, yakni Wilujengan di Kahyangan Dlepih, Kabupaten Wonogiri, Selasa (15/8/2023).
Dari pantauan langsung Indonesiabuzz.com, ritual tradisi tersebut dipimpin langsung oleh Raja Kasunanan Surakarta SISKS Pakoe Boewono XIII, yang didampingi Prameswari Dalem GKR Pakoe Boewono. Tampak sejumlah keluarga, kerabat, dan abdi dalem Kraton Surakarta mengikuti jalannya prosesi dengan khidmat.
Lantunan doa-doa berbaur dengan suara gemericik air sungai yang mengalir, serasa kian mengentalkan suasana sakral di kawasan Kahyangan Dlepih. Pun indahnya pemandangan dan hembusan angin seakan mengamini tiap doa yang terucap.
“Tempat ini merupakan tempat yang sangat bersejarah dan merupakan salah satu sumber dari sungai Bengawan Solo,” ujar Pengageng Parentah Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat KGPH Adipati Drs. Dipokusumo M.Si., atau yang akrab disapa Gusti Dipo.
Gusti Dipo mengungkapkan, Kraton Surakarta telah mengidentifikasi bahwa tempat ini merupakan peninggalan dari Raja Airlangga ketika zaman Kerajaan Kahuripan, selanjutnya pendiri Dinasti Mataram Panembahan Senopati, kemudian Raja Mataram Sultan Agung, dan juga Sri Susuhunan Pakubuwono II.
“Kraton Kasunanan Surakarta telah mengidentifikasi bahwa tempat ini peninggalan dari Prabu Airlangga ketika zaman Kahuripan, kemudian dari pendiri Dinasti Mataram, yaitu Eyang Kanjeng Panembahan Senopati,” ungkap Gusti Dipo. “Kemudian dilanjutkan Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung, dan yang terakhir ketika Pakubuwono II yang pada saat itu menuju ke Ponorogo,” tambahnya.
Gusti Dipo menjelaskan, kegiatan ini diawali dengan simbolisasi sumber mata air, yang dipahami sebagai rangkaian dari kehidupan manusia, sebagai asal mula kehidupan, Sangkan Paraning Dumadi dan Dumadining Sangkan Paran. Ia pun menuturkan, salah satu tujuan dari seluruh rangkaian upacara adat yang digalr oleh Kraton Surakarta ini adalah untuk mendoakan bagi kesejahteraan, kemakmuran, dan keselamatan masyarakat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tentu saja ini adalah doa bersama dari keluarga besar Kraton Kasunanan Surakarta, agar kita menuju kehidupan yang sesuai dengan harapan kita masing-masing,” pungkas adik SISKS Pakoe Boewono XIII tersebut.
Sebagai informasi, Kahyangan Dlepih merupakan kawasan wisata alam dan spiritual yang berada di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Sekitar 40 kilometer arah tenggara Kota Wonogiri. Letak obyek wisata tersebut dikelilingi bukit yang dibawahnya mengalir sungai.
Di kawasan ini terdapat sebuah goa, yang dipercaya sebagai tempat pertapaan Danang Sutawijaya yang kelak dikenal sebagai Panembahan Senopati, sang pendiri Kerajaan Mataram Islam. Selain itu, terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kencana Sari (Ratu/Penguasa Laut Selatan), yang bersedia membantu Panembahan Senopati untuk menjadi raja di Tanah Jawa.
Selain Danang Sutowijoyo atau Panembahan Senopati, seperti yang disampaikan KGPH Adipati Dipo Kusumo di atas, terdapat sejumlah tokoh besar di masa lampau yang juga dipercaya lelaku spiritual di sini, seperti Sultan Agung, Pakubuwono II. Sehingga tak mengherankan, apabila hingga saat ini, banyak peziarah atau pelaku spiritual yang menjalankan ritual dan bertirakat untuk ngalab berkah di Kahyangan Dlepih. (Puthut-Red)