IndonesiaBuzz: Madiun, 5 November 2025 – Sejumlah atlet tenis Kota Madiun yang berlaga di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025 mengeluhkan adanya pemotongan bonus sebesar 40 persen yang dilakukan oleh pengurus Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Kota Madiun.
Pemotongan itu disebut dilakukan tanpa penjelasan resmi dan dianggap sepihak oleh para atlet penerima bonus.Salah satu atlet Pelti berinisial SA (18) mengaku kaget ketika mengetahui bonusnya dipotong hampir setengah dari total yang dijanjikan.
Ia menyebut pengurus hanya menyampaikan bahwa potongan tersebut digunakan untuk pembinaan atlet, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.“Saya sebenarnya belum dikonfirmasi secara resmi soal potongan 40% itu.
Jadi saya juga belum tahu pasti bagaimana kejelasannya. Waktu itu saya hanya diminta datang dan main saja. Saya sempat menyampaikan pertanyaan soal pemotongan bonus tersebut, tapi tidak ada jawaban yang jelas,” kata SA, Rabu (5/11/2025).
Menurut SA, yang ia butuhkan bukan hanya nominal bonus, melainkan penjelasan resmi agar tidak ada kesalahpahaman antara pengurus dan atlet.
Ia menilai, keputusan pemotongan sepihak tanpa transparansi bisa memengaruhi semangat para atlet.
“Setelah keputusan itu keluar, saya benar-benar kecewa. Karena selama ini latihan itu bukan cuma soal fisik, tapi juga mental. Sekarang rasanya semangat jadi turun. Jujur, saya kecewa sekali,” terangnya.
Ia juga menilai besaran potongan 40 persen terlalu tinggi dan tidak ideal untuk level lomba tingkat seperti Porprov.
“Kalau menurut saya pribadi, potongan 40% itu tidak ideal sama sekali. Terlalu besar, apalagi untuk LT (Lomba Tingkat). Walaupun katanya untuk pembinaan, tapi hadiah itu kan seharusnya milik pribadi atlet. Sudah dipotong pajak juga, jadi tidak seharusnya masih dipotong lagi sebanyak itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Pelti Kota Madiun dr. Tauhid Islamy, ketika dikonfirmasi mengenai dugaan pemotongan bonus tersebut, enggan memberikan keterangan lebih lanjut.
“Monggo hubungi Sekretaris Pelti nggeh,” ujar Tauhid melalui pesan WhatsApp.
Namun hingga berita ini diterbitkan, Sekretaris Pelti Kota Madiun, Kukuh, belum memberikan tanggapan meskipun telah dihubungi oleh awak media.
Kasus ini menimbulkan sorotan di kalangan masyarakat olahraga Madiun yang berharap ada transparansi dan kejelasan penggunaan dana pembinaan agar tidak menurunkan semangat para atlet berprestasi di daerah. (Arn)







