IndonesiaBuzz: Legenda – Magetan, sebuah kabupaten di Jawa Timur. Tak hanya dikenal dengan keelokan Telaga Sarangan, tetapi juga menyimpan pesona lain, yakni Telaga Wahyu. Letak Wisata Telaga Wahyu dan Wisata Telaga Sarangan sama-sama berada di bawah lereng Gunung Lawu. Jarak antara kedua tempat tersebut juga tidak jauh, kurang lebih 4 kilometer via jalan raya Sarangan.
Dikenal juga dengan nama “Telaga Wurung”, telaga ini menjadi salah satu surga tersembunyi di Kabupaten Magetan. Mari kita terbang bersama-sama menyusuri pesona alam dan legenda menakjubkan di Telaga Wahyu!
Pesona Alam Telaga Wahyu
Tersembunyi di lereng Gunung Lawu, Telaga Wahyu menawarkan pemandangan memukau yang tidak kalah indah dengan Telaga Sarangan. Dikelilingi pepohonan cemara dan bukit-bukit hijau, area sekitar telaga memberikan nuansa damai dan sejuk bagi para pengunjung. Bahkan, udara segar di sekitarnya membuat setiap pengunjung betah berlama-lama menikmati keindahan alam.
Para wisatawan dapat menikmati keliling telaga dengan wahana becak air, sambil menikmati keindahan panorama sekitar. Bagi yang gemar memancing, Telaga Wahyu juga menyediakan spot khusus untuk menyalurkan hobi tersebut. Tidak hanya itu, berbagai tempat kuliner tersedia untuk memuaskan selera, sembari menikmati panorama yang disajikan.
Legenda Telaga Wurung: Asal Mula Telaga Wahyu
Keindahan Telaga Wahyu diawali oleh legenda menarik tentang Telaga Wurung. Suatu malam, Ki Ageng Getas, penguasa di pedukuhan Getas yang letaknya di bawah lereng Gunung Lawu, tengah bersemadi di sanggarnya. Terdengar gemuruh dari kejauhan Dari tempatnya bersemedi, terasa getaran yang semakin kuat.
Dari kejauhan tampak kemunculan seekor naga besar, bernama Naga Baru Klenting, keluar dari sebuah lubang tanah. Setelah naga itu keluar, lubang itu kemudian ditutup dengan menggunakan tombak. Melihat kemunculan naga yang sangat besar, sepasang remaja yang berada di dekatnya kemudian jatuh pingsan.
Melihat sepasang remaja itu pingsan di dekatnya, naga itu berubah menjadi Joko Baru Klenting, seorang anak laki-laki bertubuh cebol. Joko Baru Klenting berdiri di dekat tombaknya yang mengeluarkan kilatan cahaya putih.
Ki Ageng Getas pun bergegas mendekatinya. Kemudian melihat Joko Baru Klenting, Ki Ageng Getas menanyakan maksud kedatangannya. Joko Baru Klenting pun mengutarakan maksudnya ingin bertemu dengan ayahnya yang berada di lereng Gunung Merapi.
“Wurung, wurung, wurung (yang berarti “belum”) sampai di Gunung Merapi, tempat ini daerah Gunung Lawu,” jawab Ki Ageng Getas.
Ki Ageng Getas memberikan petunjuk kepada Joko Baru Klenting, Gunung Merapi berada di barat daya Gunung Lawu. Joko Baru Klenting pun bergegas untuk melanjutkan pengembaraannya. Namun, sebelum dia beranjak pergi, dia berpesan kepada Ki Ageng Getas bahwa akan terjadi sesuatu sepeninggalnya dari sini.
Asal Mula Mitos Putus Cinta
Joko Baru Klenting kemudian kembali mengubah wujudnya menjadi Naga Baru Klenting. Sebelum memasuki lubang, dia mencabut tombak yang menancap di tanah. Dia pun kemudian memasuki lubang tanah untuk menuju ke Gunung Merapi.
Setelah Naga Baru Klenting pergi, muncul sumur air deras yang mengisi cekungan lebar tanah. Semakin lama air tersebut mengisi penuh cekungan lebar tanah yang ada di sana.
Sepasang remaja yang pingsan tadi, dibangunkan oleh Ki Ageng Getas. Ki Ageng Getas terkejut ternyata sepasang remaja itu bukanlah pasangan suami-istri.
Sebelum Ki Ageng Getas kembali ke Desa Getas, dengan disaksikan sepasang remaja tadi, ia mengatakan bahwa suatu hari jika pemuda-pemudi yang belum menikah melewati atau mendatangi tempat ini, maka pernikahannya akan wurung atau batal.
Dari legenda itulah akhirnya muncul mitos di masyarakat bahwa para pemuda-pemudi yang belum menikah datang ke Telaga Wurung atau Telaga Wahyu, bakal berpisah atau putus cinta.
Telaga Wahyu: Destinasi Mistis atau Pesona Alam?
Meskipun beberapa orang masih mempercayai mitos seputar Telaga Wahyu, kebanyakan pengunjung menikmati keindahan alamnya tanpa rasa takut. Telaga Wahyu menjadi destinasi yang menarik bagi mereka yang ingin menjelajahi keindahan alam di Gunung Lawu.
Telaga Wahyu menjadi bukti bahwa kealamian dan legenda dapat menyatu harmonis, menciptakan destinasi yang tak terlupakan. Jadi, jika Anda berencana mengunjungi Kabupaten Magetan, jangan lewatkan pesona keindahan Telaga Wahyu. @wartonagoro