IndonesiaBuzz: Ngawi, 24 Januari 2025 – Penemuan mayat wanita dalam koper di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (23/1/2025), menggemparkan warga setempat.
Mayat tersebut diduga merupakan warga Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, berdasarkan pesan berantai di WhatsApp yang menampilkan foto, identitas, hingga sidik jari korban.
Kapolsek Garum, AKP Punjung Setyo, menyatakan pihaknya belum dapat memastikan identitas korban. Keluarga terduga korban sedang dalam perjalanan menuju RSUD dr. Soeroto, Ngawi, untuk melakukan identifikasi.
“Belum bisa dipastikan. Keluarga masih menuju Ngawi untuk memastikan kebenarannya,” ujar Punjung saat dikonfirmasi, Jumat (24/1/2025).
Meski belum ada laporan kehilangan dari pihak keluarga, mereka mengaku bahwa nomor ponsel korban mendadak tidak dapat dihubungi.
Punjung juga menambahkan, identitas korban dalam pesan berantai WhatsApp diduga kuat cocok dengan mayat yang ditemukan. Namun, kepastian menunggu hasil identifikasi di RSUD.
Viralnya pesan berantai di WhatsApp menjadi salah satu sumber awal yang mengungkap dugaan identitas korban.
Dalam pesan tersebut, terdapat foto wanita berkerudung hitam dengan latar belakang merah, lengkap dengan sepuluh sidik jari di bawah foto.
Identitas yang tertera menunjukkan inisial UK, warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Blitar.
Sementara itu, Kapolres Ngawi, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto, menegaskan pihaknya masih menunggu hasil kerja tim identifikasi sebelum memberikan pernyataan resmi.
“Kami masih menunggu hasil identifikasi untuk memastikan segala informasi yang beredar,” ujarnya.
Ali, saksi mata yang pertama kali menemukan koper berisi mayat, mengatakan bahwa ia melihat koper besar tergeletak di selokan sekitar pukul 09.30 WIB saat membuang sampah bersama adiknya.
Awalnya, Ali mengira koper itu milik seseorang yang terjatuh, tetapi ia terkejut ketika menemukan isinya adalah mayat perempuan.
“Saya kira koper berisi barang berharga, ternyata isinya mayat,” ungkap Ali.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus ini dan mengumpulkan informasi tambahan.
Publik diminta untuk tidak berspekulasi sebelum ada konfirmasi resmi terkait identitas korban dan kronologi kejadian.