IndonesiaBuzz: Semarang, 15 April 2025 – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengungkapkan bahwa sekitar 85 persen pembangunan di wilayahnya masih bergantung pada investasi, sementara kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya sekitar 15 persen.
“Kalau perlu (investasi, red.) pabrik biting (lidi) pun di Jateng dilayani, karena 85 persen pembangunan daerah dari investasi,” ujar Luthfi saat membuka Rapat bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng dalam rangka Capacity Building & Business Matching, di Semarang, Senin (14/4/2025).
Untuk mempercepat masuknya investasi, Luthfi meminta agar seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait meningkatkan pelayanan bagi para investor. Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan di Jateng—termasuk kepala daerah, OPD, dan elemen lain—untuk menyamakan persepsi dan visi.
“Ini kita ‘brainstorming’ supaya investasi di wilayah kita berkembang,” kata mantan Kapolda Jateng itu.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antarwilayah dalam mengawal investasi, seperti kerja sama antardaerah di eks karesidenan atau pengembangan sistem wilayah antara Blora dan Rembang.
Selain itu, Luthfi menekankan pentingnya percepatan proses perizinan serta pemangkasan birokrasi guna memperlancar alur investasi.
Dari sisi ketenagakerjaan, Gubernur Luthfi menyebutkan bahwa Jateng tak kekurangan tenaga kerja. Tercatat, pada 2024, serapan tenaga kerja mencapai 400 ribu orang dari realisasi investasi senilai Rp88,4 triliun yang tersebar dalam 65.815 proyek.
Guna meningkatkan daya saing tenaga kerja, Pemprov Jateng akan memperluas program pelatihan melalui balai latihan kerja (BLK) serta berbagai lembaga pelatihan lainnya. Harapannya, keterampilan calon tenaga kerja bisa lebih adaptif terhadap kebutuhan industri terkini.
Di sektor infrastruktur, Luthfi berkomitmen untuk terus membangun fasilitas penunjang investasi. Salah satu langkah strategis yang akan didorong adalah revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang agar mampu menangani kapasitas lebih besar. Ia juga mendorong agar Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani dapat kembali menyandang status internasional.
Sementara itu, Kepala KPwBI Jateng, Rahmat Dwisaputra, menegaskan bahwa forum koordinasi bersama Pemprov Jateng ini bertujuan untuk menyusun strategi investasi yang berkelanjutan.
“Dalam tiga tahun terakhir, fokus industri di Jateng adalah pertanian dan ekonomi sirkular. Ini sangat cocok karena Jateng merupakan wilayah lumbung pangan nasional,” ujar Rahmat.
Kegiatan ini dihadiri oleh para kepala daerah se-Jawa Tengah atau perwakilannya, OPD terkait, serta Konsulat Jenderal Australia.