Indonesiabuzz.com – Keputusan untuk merelokasi warga yang terdampak tanah gerak di Dukuh Nguncup, Desa Bekiring, Kecamatan Pulung telah diambil karena kondisi perumahan mereka yang sangat berbahaya untuk ditempati. Gerakan tanah yang sebelumnya terjadi pada tahun 2016 kembali aktif pada bulan Maret 2023, dan hingga saat ini retakan tanah terus bertambah.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Sugiri Sancoko saat bersama Wabup Lisdyarita meninjau kondisi bencana dan menjenguk warga yang mengungsi pada Rabu (24/5/2023). Selain itu, mereka juga menyalurkan bantuan berupa makanan, mainan anak-anak, dan buku bacaan anak.
“Menurut teman-teman, warga harus direlokasi karena panjang retakan dan penurunan tanah hampir mencapai 1 meter. Maka tidak ada cara lain, kecuali melakukan relokasi untuk mengamankan, menyelamatkan, dan menjaga keselamatan warga,” ungkap Bupati.
Pemerintah Kabupaten Ponorogo, yang diwakili oleh Bupati telah memulai proses kajian dan mempertimbangkan beberapa opsi lahan yang akan digunakan sebagai hunian sementara bagi warga terdampak.
“Kami sedang mencari alternatif, selain tanah kas desa, sudah ada beberapa pilihan, namun belum dapat kami sampaikan saat ini. Kami perlu memastikan bahwa kondisinya memenuhi syarat sebelum diumumkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kang Bupati menjelaskan bahwa terdapat 17 kepala keluarga (KK) yang terdampak oleh tanah gerak dan akan direlokasi. Rincian tersebut mencakup 5 rumah yang mengalami kerusakan ringan, 3 rumah yang mengalami kerusakan berat, 3 rumah yang terdampak secara langsung, dan 6 rumah yang berada dalam kondisi terancam.
“Dalam total tersebut, terdapat 14 KK yang terdiri dari 36 jiwa yang terdampak secara langsung, di bawahnya terdapat 9 KK namun 3 di antaranya menghadapi risiko yang agak berbahaya. Jadi secara keseluruhan, akan ada 17 KK yang akan direlokasi,” terangnya.
Mengenai logistik di tempat pengungsian, Kang Bupati memastikan bahwa kebutuhan warga terdampak telah terpenuhi.
“Ketersediaan makanan aman, disuplai oleh rekan-rekan dari Dinas Sosial. Tadi ada pecel lele, dan kami melihat bahwa persediaan bahan makanan juga cukup banyak, termasuk beras, lauk, susu, kopi, dan roti,” tandasnya. (@indonesiabuzz)