Indonesiabuzz.com – Pada Ponorogo Creative Festival (PCF) yang diadakan di Jl. Aloon-aloon Utara, tidak hanya subsektor ekonomi kreatif seperti pertunjukan, kriya, fashion, dan multimedia yang mendapatkan tempat, namun juga subsektor kuliner dengan kopi sebagai salah satu fokus utama. Dalam rangkaian acara tersebut, Festival Rono Rene Ngopi Berbudaya digelar pada Kamis (25/5/2023).
Acara yang dihadiri oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko beserta Wakil Bupati Lisdyarita ini menghadirkan lima narasumber yang secara santai membahas industri kopi dari hulu hingga hilir. Narasumber yang terlibat adalah Arie Aripin (gastronomi internasional), Juniardi (motivator dan entrepreneur), Mikael Jasin (barista dan coffee mixology), Nugroho Sarasmito (pemilik Wisjoeen Coffee Ponorogo), Taufiki Rohman (pemilik Reog Coffee Ponorogo), dan Suliono (petani kopi Ponorogo).
Arie Aripin dan Juniardi menyampaikan pandangan mereka tentang bagaimana membangun dan mengembangkan bisnis kopi. Kualitas produk, inovasi produk, kenyamanan pelanggan, dan promosi dianggap sebagai kunci untuk membangun bisnis di bidang kopi.
Di sisi lain, Suliono, Nugroho, dan Taufiki berbagi pengalaman serta tantangan dalam mengembangkan produk kopi lokal Ponorogo. Melalui diskusi yang bernuansa budaya, ketiganya ingin menemukan titik temu dalam menjawab pertumbuhan warung, kedai, dan kafe kopi di Ponorogo seiring dengan meningkatnya permintaan bahan baku dari petani kopi Ponorogo.
Sementara itu, Mikael Jasin menyajikan kepada audiens cara meracik minuman kopi dengan menggunakan biji kopi dari tujuh daerah di Indonesia, termasuk Toraja, Aceh, Flores, Papua, Bali, dan tentu saja, Ponorogo. Yang menarik, racikan kopi tersebut diseduh dengan menggunakan air kelapa.
Wakil Bupati Lisdyarita melihat potensi yang sangat besar bagi industri kopi di Kota Reog. Kecenderungan masyarakat Ponorogo yang gemar “ngopi” memberikan jaminan pasar yang baik bagi pelaku bisnis kopi.
Namun, Lisdyarita menekankan pentingnya memanfaatkan potensi tersebut dengan baik untuk mendukung pertumbuhan industri kopi dan kesejahteraan petani lokal. Ponorogo sendiri memiliki wilayah yang sangat cocok untuk penanaman kopi berkualitas, seperti Ngebel, Pulung, Sooko, Pudak, dan Ngrayun.
“Ponorogo memiliki cita rasa kopi yang luar biasa enak, tidak kalah dengan daerah lain. Ada banyak wilayah yang cocok untuk menanam kopi, seperti Ngebel, Pudak, Sooko, Pulung, dan Ngrayun. Mari kita bersama-sama mengembangkan potensi ini,” ucap Lisdyarita.
Sementara itu, melalui PCF, Bupati Sugiri Sancoko berharap dapat mendorong kemajuan industri kopi di Ponorogo, baik di tingkat hulu maupun hilir. Kopi dan para pelaku usaha kopi diharapkan dapat mengembangkan usahanya sambil memperkuat ekosistem pariwisata dan industri kreatif di Kota Reog.
“Kami berharap PCF dapat menjadi penggerak nyata bagi perkembangan kreativitas di Kabupaten Ponorogo. Kopi dapat menjadi bagian dari ekosistem ini, baik dalam sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif yang sedang kami bangun,” ujar Bupati Sugiri Sancoko. @indonesiabuzz