Kenaikan harga beras di pasaran cenderung naik beberapa minggu belakangan ini. Hal tersebut telah menyita perhatian Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai BUMN yang mengurusi terkait logistik pangan masyarakat, untuk segera bergerak menekan kenaikan tersebut.
Kondisi ini terjadi di hampir seluruh pelosok Indonesia, tak terkecuali Kota Madiun. Bulog Divre Madiun pun, menggelontorkan 2.300 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk menekan laju kenaikan harga beras di pasaran lewat Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Hal itu dibenarkan oleh pimpinan Bulog Divre Madiun Ferdian Darma Atmaja yang mengatakan bahwa pihaknya telah mendistribusikan ribuan ton beras jenis medium di wilayah kerjanya yang meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun dan Ngawi dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp9.450 per kilogram
“Jadi, sejak awal tahun (2023) hingga hari ini kami sudah menggelontorkan sebanyak 2.300 ton beras CBP di wilayah Madiun dan Ngawi dalam program SPHP, melalui jaringan pasar maupun pengecer,” ujar Ferdian dikutip dari Antara, Selasa (21/2/2023).
Menurutnya, operasi pasar serta program SPHP tersebut dilakukan seiring naiknya harga beras di pasaran yang mencapai Rp12.000 hingga Rp12.500 per kilogram.
Lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan tersebut, Bulog Divre Madiun menggelar operasi pasar yang bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Pemda setempat untuk mendistribusikan CBP guna menekan kenaikan harga. Program itu akan terus dilakukan hingga harga beras di pasaran kembali stabil.
Meskipun kenaikan beras yang terjadi di pasaran menjadi problem yang kerap terjadi, namun Fedinan menjamin bahwa ketersediaan beras dengan harga terjangkau milik Bulog Divre Madiun masih sangat mencukupi. @Jatimbuzz