IndonesiaBuzz: Jakarta, 27 Mei 2024 – Harga emas kembali menguat pada perdagangan pekan ini, melanjutkan tren positif dari perdagangan Jumat lalu. Pada perdagangan Senin (27/5/2024) pukul 06.34 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,19% menjadi US$ 2.338,16 per troy ons.
Pada Jumat sebelumnya, harga emas dunia juga mengalami kenaikan sebesar 0,23% dan ditutup pada posisi US$ 2.328,37 per troy ons. Meskipun sepanjang pekan lalu harga emas global sempat turun 3,36% secara point-to-point (ptp), penguatan kembali terlihat di awal pekan ini.
Kenaikan harga emas dipengaruhi oleh sikap bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang masih cenderung hawkish. Risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April – 1 Mei 2024 yang dirilis minggu lalu menunjukkan kekhawatiran para pengambil kebijakan mengenai waktu yang tepat untuk pelonggaran kebijakan, terutama karena inflasi masih tinggi dari perkiraan sejak awal tahun ini.
“Para pejabat mengamati bahwa meskipun inflasi telah menurun selama setahun terakhir, namun dalam beberapa bulan terakhir masih kurang ada kemajuan menuju target 2%,” demikian isi risalah The Fed. Beberapa pejabat bahkan menyatakan kesiapan mereka untuk memperketat kebijakan lebih lanjut guna mengatasi risiko inflasi yang masih tinggi.
Pertemuan tersebut juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pinjaman jangka pendek di kisaran 5,25%-5,5%, level tertinggi dalam 23 tahun terakhir. “Para peserta menilai bahwa mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada pertemuan ini didukung oleh data antar-pertemuan yang menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi yang solid,” ungkap risalah tersebut.
Akibat keputusan ini, peluang penurunan suku bunga semakin mengecil. Berdasarkan perhitungan CME FedWatch Tool, pasar kini memperkirakan 59% kemungkinan penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) pada September, turun dari 65,7% sebelumnya.
Analis independen Ross Norman menyatakan bahwa ketika pasar mulai lesu, banyak investor yang akan memanfaatkan peluang untuk berpartisipasi dalam reli harga emas. “Ketika pasar mulai lesu, tidak diragukan lagi, Anda akan menemukan mereka yang melewatkan reli akan mengambil apa yang mereka anggap sebagai peluang untuk berpartisipasi,” kata Norman, dikutip dari Kitco.com.
Di sisi lain, permintaan emas yang tinggi dari bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) juga mendorong kenaikan harga emas dunia. China tetap memegang kendali kuat atas pergerakan harga di pasar emas global, dengan data terbaru menunjukkan bahwa permintaan ini kemungkinan akan terus berlanjut.
Menurut analisis terbaru oleh Jan Nieuwenhuijs dari Gainesville Coins, bank sentral China diperkirakan memiliki cadangan emas seberat 5.542 ton, sebagian besar melalui pembelian terselubung yang tidak dilaporkan secara resmi. “Dengan mempertimbangkan pembelian yang tidak dilaporkan, bank sentral China kini memiliki cadangan emas seberat 5.542 ton, menurut penelitian saya,” tambah Nieuwenhuijs.
Harga emas yang terus menguat di awal pekan ini mencerminkan dinamika global yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter The Fed dan permintaan tinggi dari China, menjadikan emas sebagai aset yang tetap diminati di tengah ketidakpastian ekonomi. @cinde