Ngawi, 4 Juni 2023 – Musim kemarau telah tiba, dan beberapa daerah menghadapi keterbatasan pasokan air bersih. Situasi ini berdampak pada penduduk yang tinggal di kawasan tersebut, yang kini terancam mengalami kekeringan saat musim panas datang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi berupaya keras untuk mengatasi masalah ini dengan melakukan pemetaan wilayah yang rentan mengalami kekeringan ekstrem di wilayah hukum mereka. Pihak BPBD meyakini bahwa jumlah wilayah yang rentan mengalami kekeringan ekstrem tahun ini telah menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
“Karena adanya pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di desa-desa yang sebelumnya terancam mengalami kekeringan ekstrem,” kata Teguh Puryadi, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ngawi.
Teguh mengungkapkan bahwa tahun lalu terdapat 44 desa di 10 kecamatan yang termasuk dalam potensi bencana kekeringan ekstrem. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) telah membangun delapan unit SPAM.
Fasilitas ini tersebar di delapan desa di Kecamatan Padas, Kwadungan, Mantingan, Widodaren, Pangkur, dan Sine. “Oleh karena itu, kami melakukan pendataan ulang,” ujar Teguh.
Dia menjelaskan bahwa meskipun desa telah dilengkapi dengan fasilitas SPAM, bukan berarti mereka terbebas dari potensi kekeringan, terutama jika sambungan rumah (SR) hanya mencukupi beberapa kelompok rumah tangga.
Pendataan ulang ini akan melibatkan wilayah di kawasan pegunungan Kendeng, di mana sumber airnya relatif sedikit. “Kami khawatir bahwa SPAM yang telah tersedia tidak akan berfungsi secara normal karena prakiraan cuaca mengindikasikan kemarau yang kering tahun ini,” ungkapnya.
Meskipun curah hujan rendah, BPBD tetap mengalokasikan anggaran untuk penyaluran air bersih. Meskipun Teguh tidak menyebutkan jumlahnya, ia menyatakan bahwa empat truk tangki dengan kapasitas 5.000 liter siap meluncur ketika ada permintaan penyaluran air. “Kami mengantisipasi jika ada desa yang membutuhkan distribusi air bersih,” tambahnya. @IndonesiaBuzz