Di rumah rakyat, tarian gelap berlangsung,
Politik korupsi, kekuasaan yang tak bertepi.
Rakyat kecil, terpinggirkan, terjebak dalam jerat,
Mereka menjadi penonton di dalam teater politik yang penuh intrik.
Di lantai yang retak, janji-janji terluka,
Pemimpin mereka tak ubahnya para penyihir.
Dengan senyum palsu, mereka menari di atas penderitaan,
Mereka berpura-pura peduli, namun hati mereka terbuat dari besi.
Rumah rakyat yang dulu indah kini berubah suram,
Dindingnya dipenuhi retakan, kain-kain robek menggelayut.
Ini adalah cermin politik yang busuk, kotor dan rapuh,
Mereka memainkan tarian kelam, kehidupan rakyat tak berharga.
Namun, di tengah kegelapan, ada nyala kebenaran,
Suara rakyat kecil yang bergema di langit-langit remang.
Mereka menolak menjadi boneka dalam tarian yang menyesatkan,
Mereka berdiri bersama, menentang politik yang menjatuhkan.
Mereka menyusun strategi, menggugat kebohongan,
Menghancurkan tirai tipu daya yang mengaburkan mata.
Mereka menari dengan kebenaran, melawan kepalsuan,
Mengungkapkan simbol-simbol, menghapus politikus busuk.
Dalam tarian kelam di rumah rakyat, harapan tercipta,
Rakyat bersatu, mengukir takdir yang baru.
Mereka menuntut perubahan, menggapai keadilan,
Politik kotor harus lenyap, terusir oleh cahaya kebenaran.
Tarian kelam di rumah rakyat adalah panggilan,
Untuk semua yang terpinggirkan, untuk berdiri dan bertindak.
Jangan biarkan politik korup menghancurkan kita,
Kita adalah penari sejati, menari menuju kebebasan yang hakiki.
Tarian kelam di rumah rakyat, kita melawan,
Dalam irama keadilan, kita bersatu sebagai satu.
Masa depan yang lebih baik adalah tujuan kita,
Tarian kita adalah revolusi politik yang sesungguhnya.
Rumah rakyat yang terang bersinar di kejauhan,
Politikus busuk tunduk pada kekuatan rakyat yang bangkit.
Tarian kelam yang terhenti, cahaya keadilan bercahaya,
Di rumah rakyat yang menjadi simbol perubahan sejati.
@And.IndonesiaBuzz