IndonesiaBuzz: Budaya – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa kajian terhadap Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, yang dikenal sebagai piramida Indonesia, diharapkan mampu memperkuat jati diri dan kebanggaan nasional.
“Gunung Padang adalah punden berundak, dan punden berundak adalah piramida Indonesia. Kita ingin hasil kajian ini memperkuat jati diri dan kebanggaan nasional,” kata Fadli Zon dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (6/10/25).
Fadli menyampaikan hal tersebut saat menghadiri kegiatan konsinyering bersama Tim Kajian dan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang. Ia menegaskan bahwa penelitian dan pemugaran situs ini menjadi langkah penting dalam menjaga warisan budaya bangsa agar tetap lestari dan diakui dunia.
Ketua Tim Kajian dan Pemugaran Situs Gunung Padang, Ali Akbar, menjelaskan bahwa timnya bekerja secara hati-hati dan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tahap awal pemugaran difokuskan pada penguatan lereng bukit di sekitar situs untuk mengantisipasi potensi longsor.
“Lereng yang curam akan diperkuat untuk mencegah atau mengurangi longsor. Pada masa prasejarah, area lereng sudah diperkuat dengan susunan batu, tetapi sebagian kini telah rubuh,” jelas Ali.
Selain itu, tim menemukan potensi sumber batuan columnar joint batu berbentuk kolom heksagonal khas struktur Gunung Padang di dua lokasi, yakni Ciukir di selatan situs dan Pasir Pogor di utara. Kajian awal menunjukkan bahwa batuan di Ciukir memiliki kemiripan bentuk dan ukuran dengan batuan di situs utama.
Analisis laboratorium akan dilakukan untuk memastikan kesesuaian material tersebut sebelum digunakan dalam proses pemugaran. Upaya ini menjadi bagian dari pelindungan dan pelestarian situs yang disebut sebagai struktur megalitik terbesar di Asia Tenggara.
Kementerian Kebudayaan sebelumnya telah melanjutkan penelitian dan pemugaran Gunung Padang dengan melibatkan 10 ahli lintas bidang serta lebih dari 100 peneliti dalam negeri.
Fadli Zon menambahkan, kajian tersebut mencakup berbagai aspek mulai dari alokasi anggaran hingga metode pemugaran yang berlandaskan pada prinsip konservasi.
“Semua langkah dilakukan secara terukur dan ilmiah agar hasilnya bukan hanya memperkuat pengetahuan, tetapi juga memperkuat jati diri bangsa,” ujarnya. @eko-m