Memanfaatkan lokasi wisata dengan suasana khas alam pedesaan yang berada di lereng pegunungan patut untuk di contoh dan juga dikunjungi. Pemerintah Desa (Pemdes) Bareng, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo bergerak bersama pemuda desa yang memiliki konsistensi membangun serta mengelola Wisata Sawah Lungguh (WSL) andalannya.
WSL yang di bangun mulai tahun 2019 lalu kini sudah 80 persen dan bisa dinikmati para pengunjung. Didukung dengan fasilitas-fasilitas seperti Cafe sawah lungguh, pendopo sebagai ruang meeting, mushola, bahkan yang memiliki hoby mancing nantinya juga bisa menggunakan wahana tersebut.
Selain itu, wahana bermain dan belajar bagi anak-anak saat ini sedang dilakukan proses pembangunan. Kedepan, anak-anak bisa belajar cara bertanam dilahan yang sudah disediakan.
Riko salah satu pemuda sekaligus pengelola cafe sawah lungguh menyampaikan, selain menjual produk susu lokal dengan berbagai varian rasa, pengunjung yang datang juga bisa melihat proses cara membuat kopi
“Nanti akan kita ajarkan juga cara membuat kopi ala cafe sawah lungguh,” ujarnya di hadapan Lawupos.com, Senin (13/2/2023)
Riko juga menjelaskan, terkait susu lokal kecamatan Pudak yang di produksi cafe sawah lungguh, hasil olahannya menghasilkan brand ‘moonyusu’, dengan berbagai macam varian.
“Susu dari petani kita olah dengan varian rasa, dan untuk perasa kita juga buat sendiri, selain itu kita juga membuat es lilin dari bahan susu yang saat ini kita jual di sekolah-sekolah sekitar sini,” terang Riko
Untuk diketahui, WSL yang dibangun beberapa tahun lalu setelah adanya pandemi terpaksa terhenti, dan baru dibuka kembali setahun belakangan ini. Bisa dikatakan mati suri, dan untuk menghidupkan kembali tentunya membutuhkan proses. Yohanes yang saat ini sebagai pendamping WSL mengungkapkan, untuk menggerakkan dan mengembangkan WSL yang dilakukan adalah bagaimana cara berbagi pengalaman dan menjadikan anak muda yang nantinya mampu untuk berjalan sendiri.
“Khususnya di WSL kami melihat, apa saja yang harus di utamakan untuk dikerjakan. Bicara tentang konsepnya kami duduk bersama tentang konsep bukan kami memaksakan diri, tetapi konsep itu adalah hasil dari apa yang sudah menjadi potensi yang ada di WSL,” ungkap Yohanes saat ditemui Lawupos.com di kantornya, Kamis (23/2/2023).
Sejalan dengan tujuan pembangunan kepariwisataan, Pemerintah mengembangkan desa wisata yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan. @Jatimbuzz