IndonesiaBuzz: Ponorogo, 14 April 2025 – Bangunan Puskesmas Selur di Kecamatan Ngrayun kembali menyita perhatian publik. Setelah ramai diperbincangkan di media sosial akibat kondisinya yang retak-retak dan sebagian ambles, Komisi C dan Komisi D DPRD Kabupaten Ponorogo akhirnya turun langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak), Senin (14/4/2025).
Rombongan legislatif dipimpin Ketua Komisi C DPRD, Widodo, dan dari Komisi D diwakili oleh Ribut Riyanto, serta turut hadir anggota dewan lainnya seperti Lely, Raefal, dan Mukridon Romdhoni.
Mereka datang bersama jajaran Sekretariat DPRD dan didampingi langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti.
Sidak dilakukan setelah viralnya foto-foto kondisi bangunan yang baru diresmikan Desember 2024 tersebut menunjukkan kerusakan serius.
Tidak hanya dinding yang retak dan trotoar yang ambles, dua ruang rawat inap bahkan dikosongkan demi alasan keselamatan pasien.
Salah satu pernyataan paling tajam datang dari Mukridon Romdhoni, anggota Komisi D dari Fraksi NasDem.
Ia mengaku kaget dan tak menyangka kondisi bangunan senilai Rp9,5 miliar dari dana DBHCHT itu begitu memprihatinkan meski usia bangunan baru menginjak bulan kelima pasca diresmikan.
“Saya benar-benar tidak percaya bangunan semahal ini bisa ambles dan retak dalam waktu sesingkat itu. Dan saya dengar sendiri dari warga, banyak pasien yang kini takut untuk dirawat inap di sana,” ungkap Mukridon saat audiensi bersama pihak Dinas Kesehatan.
Menurutnya, kondisi yang diamati di lapangan mengarah pada dugaan awal adanya kesalahan dalam perencanaan atau tidak sesuainya pondasi bangunan dengan spesifikasi teknis.
Bahkan, ia menegaskan, proses ambles masih berpotensi berlanjut jika tak segera ditangani.
Kekhawatiran warga juga menjadi sorotan para anggota dewan.
Mbak Lely, anggota Komisi D dari Fraksi PDIP, mengaku heran ketika mendengar penjelasan Kadinkes bahwa ambles dan retaknya bangunan disebabkan oleh bencana gempa.
“Kalau memang karena gempa, mengapa bangunan-bangunan sederhana di sekitar puskesmas justru tidak apa-apa? Ini yang membuat kami patut menduga ada yang tidak beres dengan kualitas pengerjaan,” tegasnya.
Warga Ngrayun yang sedang berobat pun mengaku resah. Banyak yang memilih rawat jalan atau mencari fasilitas kesehatan lain yang dinilai lebih aman.
Kondisi ini tentu berisiko mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat.Usai melihat langsung dan mendengarkan paparan dari pihak dinas, seluruh anggota DPRD yang hadir dalam sidak sepakat untuk meminta kajian teknis menyeluruh.
Mereka ingin mengetahui secara ilmiah penyebab amblesnya bangunan, apakah murni karena kondisi alam atau ada unsur keteledoran teknis maupun pelaksanaan.
“Kami minta dinas segera berkoordinasi dengan kontraktor agar perbaikan dilakukan secepat mungkin. Jika perlu dibangun ulang, lakukan saja. Yang penting pelayanan kesehatan tidak terganggu,” ujar Mukridon.
Diketahui, proyek pembangunan Puskesmas Selur dikerjakan oleh CV Sohibu Kota, Karawang, Jawa Barat, dan masih dalam masa pemeliharaan hingga akhir tahun 2025.
Sebelumnya, pihak kontraktor melalui adminnya, Suhada, menyatakan siap bertanggung jawab penuh atas kondisi bangunan, meski ia juga menyarankan agar media mengkonfirmasi langsung ke pihak teknis dinas terkait penyebab pasti amblesnya puskesmas.
“Masih kami tunggu hasil hitungan teknis dari dinas. Idealnya tanah urugan setinggi itu perlu pemadatan hingga setahun, tapi perencanaan dan pelaksanaan yang mepet tentu punya risiko,” kata Suhada.
Kini, publik menanti langkah cepat dari Pemkab Ponorogo. Sebab di tengah kebutuhan layanan kesehatan yang makin krusial, masyarakat tak boleh disuguhkan bangunan mewah namun tidak layak secara struktur.